Pondok Ngabar Secrets

Aus Medienräume

Rekam Jejak Ponpes Al-Azhar Mojokerto 2025

Pesantren Al-Azhar Mojokerto adalah sebuah pondok PA terdapat di jantung Kota Mojokerto, Jawa Timur. Pondok Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur adalah instansi pendidikan berbasis Islam (Ponpes) di bawah naungan organisasi penduduk islam Persatuan Islam (Persis) melalui Bidang Garapan (Bidgar) Tarbiyah pp walisongo Persis yang terletak di Jl. Mengadakan pendekatan kepada para tokoh dan aktifis PERSIS (internal) lebih-lebih dahulu, termasuk bersama tokoh masyarakat Cianjur, di dalam usaha mengantisipasi bermacam halangan dan ancaman berasal dari beragam pihak yang tidak senang pada keberadaan PERSIS dan PAnya.

Pada periode ini, biarpun PA yang dikehendaki belum terwujud, tapi dengan usaha-usaha tersebut, Yayasan udah berhasil menjaga tanah wakaf di Ulujami berasal dari berbagai rongrongan, pada lain BTI PKI saat itu. Akan namun ternyata program berikut dirasakan masih belum memberikan jawaban atas keresahan tersebut. Seorang pewakaf yakni Malik Abdus Salam beri tambahan tanahnya untuk pembangunan sekolah. Artikel ini merupakan anggota berasal dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Desa ini adalah tidak benar satu desa di Kecamatan Ngemplak yang berbatasan di bagian selatan bersama Sungai Pepe, tak sekedar Gagaksipat, Ngesrep dan Sawahan. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ngemplak dan Gedung IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) Kecamatan Ngemplak, berada di dukuh Sanggrahan, Wali Songo Ngabar Donohudan, dan sering jadi area syi'ar agama Islam. Embarkasi/Asrama Haji yang berada di dukuh Ngemplak Jithengan, Donohudan, jadi pusat pemberangkatan ribuan calon jamaah haji dari provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa ini terkandung Asrama Haji Donohudan yang digunakan untuk para jamaah haji dari Embarkasi Surakarta. Masjid merupakan elemen yang tak bisa dipisahkan dengan MTS dan diakui sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terlebih didalam praktik ibadah lima waktu, khotbah dan salat Jumat dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.

Selain edukatif umat lewat Ponpes, Mbah Mangli terhitung aktif melaksanakan dakwah dan syiar Islam ke beragam wilayah pulau Jawa. Ust. Syarif Sukandi yang diberikan kepercyaaan untuk mengelola MTS Al-Azhar, melaksanakan penataan-penataan, baik kelembagaan maupun mahajinya (kurikulum). Setelah Tgk H Abdul `Aziz Bin M Shaleh wafat (1989) bersama hasil kesepakatan para Alumni dan Masyarakat, MTS tersebut dipimpin oleh tidak benar seorang menantunya yakni Tgk H Hasanoel Basry Bin H Gadeng, Dia adalah lulusan Madrasah itu sendiri (Ma`hadal Ulum Diniyah Islamiyah Masjid Raya Samalanga Kabupaten Bireuen), dimasa kepemimpinan beliau Madrasah berikut makin lama jadi tambah pula muridnya, baik dari dalam maupun dari luar Provinsi Aceh, yang sa`at ini udah menggapai 1.979 orang santri, terdiri berasal dari 1.269 santriwan dan 710 santriwati, serta dibantu oleh 185 orang dewan guru, 126 orang guru selamanya dan 59 orang guru cadangan, terdiri dari (175 orang guru laki-laki dan 10 orang perempuan).

Menurut riwayat histori peletakan batu pertama MTS Al-Azhar ini dikerjakan oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M, seiring dengan peletakan pertama masjid raya Samalanga. Dalam beberapa peluang inspirasi tersebut dikemukakannya dan diamini oleh para ustaz senior di Wahdah Islamiyah dan disepakati berada di bawah koordinasi Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar. HA, menirukan oknum pengajar tersebut. Dalam era kepemimpinan dia, pernah diperbantukan kepada Tgk M Shaleh lebih kurang 2 tahun karena Tgk H Hanafiah berangkat ke Mekkah untuk menambah Ilmu Pengetahuannya, Setelah Tgk H Hanafiah wafat (1964) Madrasah Al-Azhar selanjutnya dipimpin oleh salah seorang menantu dia yaitu Tgk H Abdul `Aziz Bin M Shaleh, dia ini adalah lulusan dari Bustanul Muhaqqiqin Dayah Darussalam Labuhan Haji Aceh Selatan. Dan bisnis menjalani MTS pernah pula dicoba dengan menampung kurang lebih 9 anak dari Ulujami dan Petukangan, yakni pada th. 1963-1964. Dan th. 1972 menampung tidak cukup lebih 15 anak di Petukangan, namun kedua usaha itu didak dapat dilanjutkan bersama dengan beragam kesulitan yang timbul.

Jenis kesibukan Ma’hadiyah yang ditetapkan oleh Pengurus bermacam-macam, sesuai bersama tingkatan santri. Sedangkan aktivitas Madrasiyah adalah kesibukan yang perlu diikuti seluruh santri yang mukim di PPS dan murid yang sekolah berasal dari rumah walinya, sesuai bersama dengan tingkatan madrasah masing-masing. Homeschooling majemuk. Model ini dijalankan oleh sebagian keluarga dengan kegiatan-kegiatan tertentu juga kesibukan pokok dan kegiatannya selamanya ditunaikan di tempat tinggal masing-masing. Selain berada di bawah koordinasi ketua umum, ACS sesungguhnya didirikan oleh Mas d. Desa Sidogiri didirikan oleh Sayyid Sulaiman, seorang Sayyid bermarga Basyaiban dari Cirebon. Keberadaan Pesantren Persatuan Islam merupakan realisasi nyata dari rencana jihad (program kerja) yang telah dicanangkan oleh Persatuan Islam (PERSIS) sebagaimana termaktub dalam Qanun Asasi dan Qanun Dakhili PERSIS. Persatuan Islam saat ini memiliki sekitar 250 Ponpes yang tersebar di semua Indonesia terhitung didalamnya di kabupaten Cianjur.

Saat ini banyak lembaga pendidikan nonformal yang berdiri bersama dengan gunakan brand homeschooling tetapi aktivitas belajar dijalankan di lembaga. Sekolah rumah dilaksanakan di rumah, di bawah pengarahan orang tua dan tidak ditunaikan di area resmi lainnya layaknya di sekolah negeri, sekolah swasta, atau di institusi pendidikan lainnya bersama jenis kegiatan belajar terstruktur dan kolektif. Setelah santri yang makin lama banyak berdatangan, lahirlah inisiatif untuk membangun gubuk atau asrama di samping tempat tinggal kyai. Karena lokasi awal berdirinya Al-Azhar dirasa sempit sehingga tidak amat mungkin ulang untuk mengembangkan asrama manfaat menampung kuantitas anak didik yang semakin lama makin bertambah, maka dia bersama istri (Ibu Hj. Ayahnya, Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Umar Basyaiban al-Alawi, merantau ke Nusantara berasal dari Tarim, Hadramaut, tetapi ibu Sayyid Sulaiman, Syarifah Khadijah, adalah putri Sultan Cirebon yang nasabnya tersambung kepada Sunan Gunung Jati. Mbah mangli merupakan putra ke-2 dari Kyai Imam, yang menurut silsilahnya tetap keturunan dari Maulana Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati. Menurut penduduk setempat, Kiai Kertotaruno adalah keturunan Sunan Giri, keliru satu Wali Songo Ngabar penyebar agama Islam di Tanah Jawa.

MTS Al-Azhar kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (religious-based curriculum) dan cenderung melangit, tetapi terhitung kurikulum yang menyentuh kasus penduduk (society-based curriculum). Untuk sistem kaderisasi, Pengasuhan Santri tidak turun langsung mengatasi kehidupan santri, bakal namun tersedia sebuah organisasi santri yang berfungsi mendukung mobilisasi pengarahan terhadap kehidupan santri dan organisasi pelajar tersebut bernama Organisasi Pelajar Pondok Modern. Setelah tambah hari tambah banyak santri yang datang, timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping tempat tinggal kiai. Apalagi para santri mesti menginap di asrama selama proses pendidikan. Akibatnya didalam satu asrama yang mempunyai kapasitas 200 orang, harus ditaruh 250 santri. Kegiatan Ma’hadiyah adalah kegiatan yang perlu diikuti seluruh santri yang mukim di PPS.